Rabu, 16 April 2014

Model Segitiga Pelayanan Rangkuti



Rangkuti menyebutkan jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan, dimana interaksi antara pemberian jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut. Menurut Rangkuti sukses suatu industri jasa tergantung dari sejauh mana perusahaan mampu mengolah ketiga aspek berikut :
1.         Janji   perusahaan   mengenai   jasa   yang   akan   disampaikan kepada pelanggan.
2.         Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi janji tersebut.
3.         Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada para pelanggan.
Ketiga aspek diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika suatu industri jasa menginginkan kesuksesan maka sebaiknya industri jasa tersebut mengimplementasikan ketiga aspek tersebut dengan baik. Dalam bukunya Measuring Customer Satisfaction, Rangkuti menyatakan bahwa model kesatuan dari ketiga aspek ini disebut juga dengan segitiga layanan. Segi tiga layanan adalah suatu model interaktif manajemen yang mencerminkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Model tersebut terdiri dari tiga elemen, yakni strategi layanan (service strategi), sumber daya manusia yang memberikan layanan (services people), dan system layanan (service system) dengan pelanggan sebagai titik pusat. (Rangkuti, 2006). Berikut merupakan gambar dari model segitiga pelayanan Rangkuti:


Gambar 1. Diagram Segitiga Pelayanan
Sumber: Measuring Customer Satisfaction, Freddy Rangkuti

Kegagalan disatu sisi dari segitiga diatas dapat menyebabkan segitiga roboh. Seperti layaknya bangun segitiga, industri jasa jika tidak dapat menjaga ketiga aspek diatas maka akan mengalami kegagalan pula. Dalam diagram segitiga pelayanan diatas, terdiri dari 3 komponen yakni perusahaan, karyawan dan pelanggan. Masing-masing kompunen memiliki status dan juga peran yang berbeda. Status dan peran dari keriga komponen dari segitiga pelayanan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Peran dan Status Segitiga Pelayanan


STATUS
PERAN
PERUSAHAAN
Fasilitator terhadap karyawan agar dapat melayani karyawan dengan baik
·         Penyelidik keinginan pelanggan
·         Pembuat spesifikasi jasa yang akan disampaikan
·         Pemberdaya karyawan agar mampu menyampaikan jasa kepada pelanggan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
KARYAWAN
Penyampai jasa
·         Jasa itu sendiri
·         Personifikasi atau gambaran dari perusahaan
·         Pemasar jasa secara tidak langsung
PELANGGAN
Penerima jasa
Penilai kualitas jasa

Seperti dijelaskan pada tabel diatas, masing-masing komponen dari segitiga pelayanan memiliki status dan peran yang berbeda. Agar konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, maka penyedia layanan harus mengetahui apa yang diharapkan oleh konsumen, sehingga tidak terjadi perbedaan antara kinerja yang diberikan dengan harapan konsumen, yang akhirnya konsumen merasa puas dan mempersepsikan secara baik atas kualitas pelayanan yang diterimanya. Jenis kualitas yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :

-           Kualitas teknik (outcome), kualitas hasil atau produk layanan.
-          Kualitas pelayanan (proses), kualitas pelayanan yang diberikan.

Karena pelayanan tidak kasat mata, serta kualitas teknik tidak dapat dievaluasi secara akurat, konsumen berusaha menilai kualitas pelayanan berdasarkan apa yang dirasakan, yaitu melalui atribut-atribut yang mewakili kualitas proses atau pelayanan melalui dimensi kualitas pelayanan (Rangkuti, 2003:28). Dalam industri jasa, perusahaan hanyalah sebagai fasilitator bagi karyawan dalam melayani pelanggan. Sebenarnya dalam  sebuah industri jasa, karayawan merupakan jasa itu sendiri, karena karyawan merupakan penyalur jasa tersebut. Puas atau tidaknya pelanggan terhadap jasa yang diberikan tergantung dengan standart pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan. Namun yang paling penting adalah bagaimana karyawan  menyampaikan jasa kepada pelanggan, sesuai standart ataukah tidak. Jika pelayanan yang diberikan oleh karyawan lebih baiki dari standart yang ditentukan perusahaan (misal lebih ramah, lebih sopan, dll), maka pelanggan akan merasa puas karena mendapatkan pelayanan yang excellent
.Aplikasi riil dari pentingnya keseimbangan dari segitiga pelayanan diatas dapat dilihat dari contoh berikut:

Sebuah perusahaan atau organisasi yang bergerak dibidang jasa misalnya, Lembaga belajar les privat. Yang mempunyai strategi layanan berupa melayani setiap konsumen dengan baik dan menjadikan konsumen khususnya anak-anak ini untuk bisa mendapat nilaiy ang lebih baik setelah menggunakan jasa les privat dalam lembaga ini. Untuk mencetak keberhasilan anak-anak tersebut dalam mendapatkan nilai yang baik tentu diperlukan tenaga pengajar yang berkompeten dibidangngya, para pengajar atau guru les privat sebagai karyawan yang berhadapan langsung dengan para konsumen. Guru les  privat harus mampu membantu para murid ini untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. Sintem layanan yang perlu dimiliki para guru les privat ini tentunya para guru ini harus mampu mengajarkan dan membatu para muridnya unutuk mengerjakan suatu persoalan, selain itu para guru les ini harus mampu menyesuaikan diri dengan anak didiknya. Karena rata-rata murid-murid tersebut masih anak-anak yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya, kemampuan menyesuaikan diri seorang guru sangat diperlukan untuk membuat anak didiknya mau belajar, suasana belajar menyenangkan, anak didik tetap betah belajar selama sesi les privat ini. Para guru juga dituntut agar lebih ramah agar anak didik menjadi nyaman. Kondisi belajar yang kondusif, keramahan guru les dan kemampuan guru les dalam mengajar akan membuat nilai anak didik menjadi lebih baik dan hal tersebut akan mendatangkan kepuasan dari pihak orang tua sebagai pihak pelanggan. Dan keinginan pelanggan pun terpuaskan sesuai kebutuhannya maka lembaga tersebut akan mendapatkan citra yang baik dan profit. 



Daftar Pustaka : 

Rangkuti, Freddy. (2006). Measuring Customer satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama,
               Jakarta.