Rabu, 18 Juni 2014

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER



Program Public Service Communication di Alang-Alang Café Snack and Coffee

Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan kemajuan ekonomi global membuat masyarakat sekarang tidak hanya melihat produk atau jasa yang ditawarkan, namun juga pelayanan yang mereka dapatkan. Pelayanan yang bagus kepada konsumen membuat konsumen puas dan besar kemungkinan akan kembali lagi dan menjadi konsumen yang loyal. Sebaliknya, jika pelayanan buruk, sebagus apapun produk yang diproduksi akan tidak laku dan konsumen akan enggan untuk kembali.
Melihat pentingnya suatu sistem pelayanan yang baik bagi penyedia jasa dan barang, perlu adanya pembuatan program pelayanan publik yang bagus. Terlebih lagi restoran yang menyediakan makanan dan juga menjual pelayanan dalam menyiapkan makanan kepada pelanggan. Meskipun makanan dari restoran tersebut enak tapi kalau pelayanannya tidak baik dan tempatnya kotor pasti tidak akan laku juga. Kebersihanpun juga menjadi faktor yang mempengaruhi konsumen untuk kembali. Oleh karena itu, kami memilih alang-alang cafe snack and coffe untuk implementasi program public servis yang telah kami susun.

Profil Alang-Alang Cafe Snack & Coffee di Hotel Griyadi Montana Malang

Berlokasi di depan Hotel Griyadi Montana Malang, Alang-Alang Snack & Coffee hadir sebagai salah satu alternatif untuk acara cemal-cemil sore. Dengan menu snack andalan Chicken Drum Stick dan Cheese Balls, Alang-Alang juga menyediakan menu kopi dalam negeri. Alang-Alang Café Snack and Coffee juga menyediakan beberapa variasi racikan Mojito, minuman khas Kuba. Semua menu disajikan dengan harga terjangkau, sekitar Rp 5.000 - Rp 26.000. Dilengkapi dengan layanan free wi-fi, gratis Alang-Alang buka mulai 10.00-23.00

Alamat : Jl. Candi Panggung No.2 Malang Utara/Lowokwaru
No.tlp  : (0341) 495885.
Twitter: @alangalangID

Hasil observasi

Sebelum membuat program untuk diajukan ke alang-alang cafe, kami melakukan observasi terlebih dahulu terhadap Alang-alang cafe. Observasi dilakukan pada tanggal 12 Mei 2014. Hasil observasi tersebut meliputi:
·    Pada alang-alang cafe, tidak ada media penyambung kritik dan saran dari konsumen ke owner cafe. Sehingga owner tidak tahu pendapat konsumen terhadap alang-alang cafe. Padahal, kritik dan saran dari konsumen sangatlah penting demi kemajuan layanan dari alang-alang cafe
·   Lokasi alang-alang cafe yang berada dipinggir jalan dan dibawah pohon, menyebabkan ruangan alang-alang cafe sedikit kotor dengan daun-daun kering. Banyaknya daun-daun kering yang datang bergantian setelah dibersihkan pegawai membuat lantai alang-alang cafe sedikit kotor.
·    Alang-alang cafe tidak memberikan sapaan dan salam kepada pelanggan yang memasuki lokasi cafe. Padahal mereka mempunyai sapaan dan gesture sapaan yang telah menjadi budaya pada cafe tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan dari atasan yang tidak setiap hari berada di cafe.
·    Suasana di alang-alang cafe nyaman dan romantis, banyak ornamen-ornamen yang menghiasi ruangan. Alunan lagu yang indah juga selalu diputar agar suasana cafe tidak sepi. Pada hari-hari tertentu, ada akustik yang mengiringi konsumen yang menyantap makanan.
·   Komitmen Alang-alang cafe tentang 3R yakni (Reuse, Reduce dan Recycle) membuat keunikan tersendiri. Beberapa meja dan kursi merupakan hasil Recycle dari Tong besar.
·      Meskipun bersifat cafe yang identik dengan budaya barat, Alang-alang cafe mengusung tema Jawa. Ini menarik, karena sepengetahuan kami, jarang cafe yang mengusung tema Jawa yang kental.

Program Public Service Communication di Alang-Alang Cafe Snack and Coffee

Untuk meningkatkan pelayanan publik yang lebih baik, kelompok  kami menawarkan beberapa program kepada Alang-Alang Café Snack and Coffee diantaranya :


1.      Media Kritik & Saran Pengunjung

Menyediakan Media kritik dan saran yang diletakkan di dekat kasir, Media kritik dan saran ini kami buat berbeda untuk lebih menarik perhatian pelanggan. Media kritik saran berupa sebuah papan yang ditempel pada dinding dan diberi tali-tali yang membentang pada papan tersebut, guna dari tali-tali ini untuk menggantung sticky note yang nantinya berisikan komentar,kritik dan saran. Nantinya para penggan ini akan menuliskan apapun tentang Alang-Alang Café pada sebuah Sticky note, Sticky note dan juga alat tulisnya akan disediakan oleh pegawai di dekat papan, sehingga memudahkan pelanggan untuk mengisinya. Setelah pelanggan ini menuliskan sesuatu sticky note tersebut akan di gantung pada tali-tali tersebut menggunakan penjepit kertas. Papan Komentar, kritik dan saran digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Alang-Alang Café. Dan Alang-Alang café melalui kritik saran dapat dengan langsung memperbaiki dan memenuhi saran dari pelanggan.

Contoh gambaran media kritik & saran yang akan dipasang :
  

  2.      Program Senyum & Sapa Pelanggan

Menyediakan pelayan yang selalu menyambut pelanggan di pintu masuk dan menyapanya. Sapaan ini dapat berbentuk seperti “selamat pagi, ingin memesan meja dengan berapa orang ?” kemudian dilanjutkan dengan mengantarkan pelanggan menuju meja yang dinginkan oleh pelanggan, selanjutnya melayani pesanan pelanggan di tempat. Untuk saat ini program sapaan pengunjung ini masih belum diberlakukan di kafe Alang-Alang Café Snack and Coffee. Karena itu kelompok kami ingin mengajarkan setiap karyawan untuk melakukan program pelayanan ini secara rutin kepada setiap pengunjung yang datang. Diharapkan dengan melakukan program ini, pengunjung yang datang merasa nyaman dan mendapatkan pelayanan yang maksimal secara ramah dari pihak kafe, sehingga pengunjung akan mau datang lagi ke Alang-Alang Café Snack and Coffee.

3.      Program Peningkatan Pelayanan Kebersihan Kafe

Kelompok kami memformulasikan program pelayanan kebersihan setiap waktu di lokasi kafe untuk membuat setiap pengunjung merasa nyaman dan betah berada di Alang-Alang Café Snack and Coffee. Program kami adalah dengan mengajarkan para karyawan kafe untuk belajar sigap dalam membersihkan kafe baik saat ada pengunjung maupun tidak. Selain itu karyawan diajarkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada pengunjung dengan selalu siap membersihkan sisa-sisa makanan yang ada pada meja yang berasal dari pengunjung yang telah pergi. Sehingga saat pengunjung yang baru datang merasa senang menempati mejanya dengan kondisi meja yang telah bersih.
Kebersihan dapur dan juga tempat penyedia makanan juga tidak kalah penting. Jika dapur kotor, maka konsumen akan enggan untuk kembali lagi karena dirasa dapur yang kotor identik dengan penyakit. Selain itu saat terjadi hal-hal yang diluar kendali, seperti minuman yang tumpah dilantai atau lantai terlihat becek atau kotor yang berasal dari jejak-jejak sepatu pengunjung dari luar akan segera dibersihkan secara langsung oleh karyawan kafe supaya pengunjung tidak terganggu.

IMPLEMENTASI PROGRAM

Program-program yang telah disusun diatas telah kami diskusikan dengan Alang-Alang cafe. Manager dari Alang-alang cafe menyambut positif program yang telah kami susun. Namun, atas saran dan intruksi dari manager alang-alang cafe, terdapat program yang diganti karena meyesuaikan keinginan dari pihak klien. Berikut merupakan rangkaian kegiatan implementasi program:

·         Kotak Saran (Panggen Saran)

Program ini merupakan pengganti program papan kritik dan saran. Penggantian program ini menyesuaikan dengan keinginan dari pihak alang-alang cafe. Papan kritik dan saran diganti karena tempat tidak memungkinkan untuk memasang papan besar seperti konsep kami. Papan kritik dan saran tersebut juga dianggap tidak menjaga privacy dari konsumen yang menulis komentar. Kritik-kritik yang disampaikan oleh konsumen terhadap cafe pun dapat dilihat oleh konsumen lain sehingga dapat menurunkan citra dari cafe. Oleh karena itu kami mengganti program tersebut dengan kotak saran yang kami beri nama panggen saran.
Panggen saran yang kami buat berbentuk kotak dengan bahan kardus yang dilapisi dengan kertas daur ulang. Semua bahan dari kotak saran ini merupakan hasil reuse barang-barang yang tidak digunakan lagi. Kotak saran terbuat dari kotak sepatu yang tidak dipakai dan di lem agar tutup sepatu tidak lepas, dan tidak lupa diberi lobang untuk memasukkan saran kepada kotak dan lubang untuk mengambil saran-saran yang telah dimasukkan kedalam kotak. Kotak kemudian di lapisi dengan kertas daur ulang agar terlihat indah dan merk dari kotak sepatu tidak terlihat. Pada bagian depan diberi tulisan ‘panggen saran’ sebagai nama dari kotak saran tersebut.
Penggunaan barang-barang bekas ini disesuaikan dengan komitmen dari alang-alang cafe yakni 3R, oleh karena itu kami menggunakan barang-barang yang tidak terpakai lagi sebagai bahan pembuatan kotak. Pemberian nama panggen saranpun juga disesuaikan dengan konsep yang diusung oleh Alang-alang cafe yakni budaya jawa. Panggen saran berasal dari bahasa jawa yang memunyai arti ‘tempat saran’.
Program kami ini telah disetujui oleh klien dan telah dilakukan serah terima panggen saran kepada pihak alang-alang cafe yang diwakili oleh manager cafe. Serah terima kotak saran dari kami kepada pihak alang-alang cafe yakni managernya yang bernama Bapak Gandi berlangsung pada tanggal 9 Juni 2014.

Gambar 1. Kotak Saran (Panggen Saran)



Gambar 2. Serah Terima Kotak Saran dengan Pihak Alang-alang cafe


·         Program budaya gupuh, aruh, lungguh, suguh

Sebelumnya kelompok kami telah memformulasikan program senyum & sapa pelanggan dan pada akhirnya pihak Alang-alang Café telah menyetujui program kami. Kami sedikit mengembangkan program ini dan kemudian kami memberi nama program ini dengan sebutan program budaya gupuh, aruh, lungguh dan suguh.
Budaya gupuh, aruh, lungguh, suguh sebenarnya adalah budaya utama dalam menerima tamu dalam budaya Jawa. Karena itu kami mengangkat budaya ini karena sangat cocok untuk membentuk dan memperkuat ciri khas dari Alang-alang cafe yang identik dengan budaya jawa.
Gupuh, memiliki makna sebagai tuan rumah haruslah bersikap ramah, hangat dan antusias terhadap setiap tamu yang datang yang tak jarang terwujud dalam sikap tergopoh-gopoh. Sedangkanan aruh adalah sapaan lengkap dengan basa-basi yang membuat komunikasi menjadi terus mengalir.
Sebenarnya Alang-alang cafe yang mengusung budaya jawa mempunyai gesture sapaan tersendiri yang khas dan beda dari yang lain. Sapaan tersebut yakni tangan kiri berada dibelakang punggung dan tangan kanan ditaruh didada bagian kiri. Maksud dari gesture ini adalah bahwa Alang-alang cafe melayani konsumen dengan sepenuh hati dan ikhlas. Namun sayangnya, gesture tersebut jarang digunakan oleh karyawan cafe.
Sebelumnya kami menawarkan sapaan dengan “selamat pagi, ingin memesan meja dengan berapa orang ?”. Namun sapaan tersebut dirasa terlalu mainstream dan sebagian besar cafe di Malang telah menggunakan sapaan tersebut. Akhirnya kami memformulasikan sapaan yang mengandung unsur Bahasa Jawa didalamnya. Pada program ini kami mengajak karyawan untuk menggunakan kembali sapaan tersebut kepada seluruh konsumen yang datang. Selain menyapa dengan gesture, kami juga menyarankan untuk menyapa konsumen yang datang dengan sapaan, yakni “Sugeng rawuh, selamat datang di Alang-alang cafe” tak lupa juga unsur gupuh dan aruh juga ditekankan setiap menyapa pelanggan yang datang supaya pelanggan merasa nyaman setiap kali datang kesana.
Lungguh, berarti mempersilahkan sang tamu untuk segera masuk untuk duduk. Dalam budaya Jawa, tamu tidak akan duduk sebelum dipersilahkan untuk duduk. Pada hal ini, setelah pelanggan disapa didepan café dengan ramah, kemudian pelanggan akan diajak masuk dan diantarkan ke tempat duduk yang mereka inginkan supaya pelanggan lebih nyaman. Kami ingin membuat para pelanggan bisa merasa nyaman (feel home) dengan program yang kami lakukan ini.
Suguh, dalam budaya suguh ini ada penekanan bagi tuan rumah untuk berkorban demi menghormati sang tamu. Dalam hal ini pelanggan yang telah duduk pada posisinya diberikan/disuguhi daftar menu makanan dengan sopan dan menanyai pesanan apa saja yang diinginkan. Pesanan dicatat dengan benar seperti yang diinginkan oleh pelanggan supaya tidak ada pesanan yang terlewat.
Pihak Alang-alang cafe setuju dengan program yang kami buat. Kami melakukan pelatihan kepada karyawan Alang-alang cafe dengan berpura-pura menjadi konsumen yang datang. Kebetulan pada saat itu, alang-alang cafe tidak ramai sehingga pelatihan dapat berjalan lancar. Pelatihan dilakukan dengan cara salah satu anggota kami berperan sebagai konsumen, karyawan Alang-alang cafe menyambutnya dengan gesture khas Alang-alang cafe dan juga sapaan yang telah disebutkan sebelumnya. Sebelum reka adegan tersebut, kami memberikan beberapa pengarahan terkait dengan cara menyapa dan juga gesturenya. Implementasi program ini diaksanakan pada 11 Juni 2014.


Gambar 3 : Karyawan Alang-alang Café menyapa pelanggan dengan gupuh dan aruh pada pelanggan

·         Program One Step hygiene for better service”

Lokasi alang-alang cafe yang berada dipinggir jalan dan dibawah pohon yang rindang, menyebabkan kondisi di dalam cafe sering kali berdebu dan juga banyak daun kering berserakan. Dari hasil observasi ini kami membuat program One Step hygiene for better service” agar karyawan alang-alang cafe lebih sigap dalam menjaga kebersihan karena kebersihan merupakan salah satu hal yang terkait dalam memberikan good service. Program yang kami tawarkan bertujuan untuk para karyawan senantiasa menjaga kebersihan café dari debu dan daun kering yang berjatuhan. Selain itu, kebersihan tempat penyajian makanan dan dapur juga merupakan saran dari program kami baik meliputi dapur kotor dan dapur bersih. Dan peralatan yang ada di café meliputi gelas, piring, sendok agar dicuci bersih dan tidak bau sabun.
Pada program ini kami memberikan pelatihan kepada karyawan untuk selalu bersikap awas pada kotoran. Maksudnya, ketika ada kotoran baik dimeja pelanggan, lantai cafe, tempat penyedia makanan bahkan dapur, karyawan sigap untuk membersihkannya. Implementasi program ini dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2014.

Dokumentasi Kelompok :